Daftar Blog Saya

Jumat, 10 Februari 2012

kasus gynekologi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1   LATAR BELAKANG
Kanker leher rahim atau dikenal dengan kanker serviks merupakan penyebab kamatian tertinggi pada wanita. Setiap 1 jam wanita Indonesia meninggal dunia akibat kanker leher rahim(serviks), sedangkan di Asia pasifik setiap empat manit, dan di dunia setiap dua menit. Berdasarkan statistic kanker serviks di Indonesia mencapai 90-100 ribu penduduk, dimana ditemukan 200.000 kasus baru setiap tahunnya (Dr.Hasto Wardoyo SpOG) (Murtiningsih,2010).
Kanker serviks umumnya dikenal dengan penyakit kanker leher rahim saat ini, kanker serviks menjadi penyebab kematian wanita nomor dua di dunia setelah penyakit jantung koroner. Namun dalam kurun waktu setahun ke depan di prediksi kanker leher rahim akan menjadi penyebab kematian wanita nomor  satu, jika tidak di lakukan upaya deteksi dini dan pengobatannya. Di Negara-negara berkembang seperti Indonesia, penyakit kanker serviks merupakan penyebab utama kematian.
Kanker serviks atau kanker leher rahim (sering juga disebut kanker mulut rahim) merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak terjadi bagi kaum wanita. Fakta menunjukan bahwa jutaan wanita di dunia terinfeksi HPV, yang di anggap penyakit lewat hubungan seks yang paling umum di dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi ini merupakan factor resiko utama kanker leher rahim. Setiap tahun, ratusan ribu kasus HPV terdiagnosis di dunia dan ribuan wanita meninggal karena kanker serviks, yang di sebabkan oleh infeksi itu. Mengingat fakta yang mengerikan ini, maka berbagai tindakan pencegahan dan pengobatan telah dibuat untuk mengatasi kanker serviks atau kanker leher rahim.
Kanker servik atau kanker leher rahim merupakan jenis penyakit kanker paling umum kefua di seluruh dunia yang bias diderita wanita diatas umur 15 tahun. Perempuan yang aktif secara seksual memiliki resiko terinfeksi kanker serviks atau tahap awal penyakit ini tanpa memandang usia atau gaya hidup, kenker serviks merupakan penyakit kanker pada wanita kedua terbanyak diderita di Asia, dan lebih dari setengah wanita Asia yang menderita kanker serviks meninggal atau kurang lebih sama dengan 226.000 yang di diagnose terkena kanker serviks dan sebanyak 143.000 penyebab kematian.
Di Indonesia , kanker serviks merupakan kanker nomor satu yang umum diderita waita Indonesia. Kasus baru kanker serviks sejumlah 2429 dari total kasus kanker, sehingga merupakan peringkat 1 yaitu 25,91% dari keseluruhan kanker. Kanker serviks merupakan kanker yang dapat mempengaruhi wanita dengan latar belakang dan umur yang berbeda di seluruh dunia, di mulai dengan leher rahim dengan kurng lebih bagian dari uterus (atau rahim) dan kemudian mencapai vagina dan secara bertahap menyebar jika tidak diberikan pengobatan. Kanker serviks seringkali menjangkiti dan dapat membunuh wanita di usia yang reproduktif (usia 30-50), seringkali pada saat mereka masih memiliki tanggung jawab ekonomi dan social terhadap anak-anak dan anggota keluarga lainnya.

1.2   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang naka penulis hanya membatasi pembahasan dalam makalah ini tentang peninjauan sebuah kasus yaitu pndokumentasinan terhadap asuhan kebidanan yang diberikan kepada ny “N” dengan ca serviks di sertai anemia di RSUP DR.M.DJAMIL PADANG
Hal ini ditunjukan agar pembahasan makalah lebih terfokus dan pemahaman yang kita peroleh pun bias tertata dengan baik.

1.3   Tujuan
1.3.1          Tujuan Umum
Memberikan pengalaman dan keterampilan nyata serta dapat menerapkan dan mengembangkan pola piker ilmiah dalam menerapkan manajemen asuhan kebidanan sesuai dengan standart praktek kebidanan.
1.3.2          Tujuan Khusus
a.       Mampu melaksanakan pengkajian data terhadap penyakit kanker serviks
b.      Mampu mengidentifikasi masalah atau diagnose berdasarkan interpretasi data yang sudah dikumpulkan
c.       Mampu mengidentifikasi diagnose potensial yang mungkin terjadi
d.      Mampu mngidentifikasi perlunya tindakan segera
e.      Mampu melaksanakan rencana asuhan yang rasional
f.        Mampu melaksanakan evaluasi terhadap asuhan yang diberikan


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kanker serviks
                Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).
2.2  Penyebab Kanker Servick

1)      HPV (human papillomavirus)
HPV adalah virus penyebab kutil genetalis (kondiloma akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45 dan 56.
Human papilloma virus (HPV) 16 dan 18 merupakan penyebab utama pada 70% kasus kanker serviks di dunia. Perjalanan dari infeksi HPV hingga menjadi kanker serviks memakan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 10 hingga 20 tahun. Namun proses penginfeksian ini seringkali tidak disadari oleh para penderita, karena proses HPV kemudian menjadi pra-kanker sebagian besar berlangsung tanpa gejala.
2)      Merokok
Tembakau merusak system kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks.
3)      Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini.
4)      Berganti-ganti pasangan seksual
5)      Hubungan seksual dini, Suami atau pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia dibawah 18 tahun,berganti-ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks.
6)      Pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran (banyak digunakan pada tahun 1940-1970)
7)      Gangguan system kekebalan
8)      Pemakaian pil KB
9)      Infeksi herpes genetalis atau infeksi klamidia (kelamin) menahun
10)  Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan pemeriksaan pap smear secara rutin )
2.3  Faktor Resiko
Beberapa faktor yang mempengaruhi insiden kanker serviks yaitu:
1. Usia.
2. Jumlah perkawinan
3. Hygiene dan sirkumsisi
4. Status sosial ekonomi
5. Pola seksual
6. Terpajan virus terutama virus HIV
7. Merokok

2.4 Klasifikasi
Klasifikasi Kanker Serviks menurut FIGO 1978
Tingkat
Kriteria
0
Karsinoma In Situ ( KIS), membran basalis utuh
I
Proses terbatas pada servks walaupun ada perluasan ke korpus uteri
I a
Karsinoma mikro invasif, bila membran basalis sudah rusak dan sel tumor sudah stroma tidak > 3 mm, dan sel tumor tidak tedapat didalam pembuluh limfe atau pembuluh darah.
I b
Secara klinis tumor belum tampak sebagai karsinoma, tetapi pada pemeriksaan histologi ternyata sel tumor telah mengadakan invasi stroma melebihi Ia
II
Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar 2/3 bagian atas vagina dan parametrium, tetapi tidak sampai dinding panggul
II a
Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infitrat tumor
II b
Penyebaran ke parametrum, uni atau bilateral, tetapi belum sampai dinding panggul
III a
Penyebaran sampai ½ bagian distal vagina, sedang parametrium tidak dipersoalkan asal tidak sampai dinding panggul.
III b
Penyebaran sudah sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah infiltrat antara tumor dengan dinding panggul.
IV
Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mokusa rektum dan atau vesika urinaria atau telah bermetastasi keluar panggul ketempat yang jauh
IV a
Proses sudah sampai mukosa rektum dan atau vesika urinaria atau sudah keluar dari pangul kecil, metastasi jauh belum terjadi
IV b
Telah terjadi metastasi jauh.

2.4  Tanda dan Gejala
1.      Perdarahan
2.      Keputihan yang berbau dan tidak gatal
3.      Cepat lelah
4.      Kehilangan berat badan
5.      Anemia

2.5  Manifestasi Klinis
Dari anamnesis didapatkan keluhan metroragi, keputihan warna putih atau puralen yang berbau dan tidak gatal, perdarahan pascakoitus, perdarahan spontan, dan bau busuk yang khas. Dapat juga ditemukan keluhan cepat lelah, kehilangan berat badan, dan anemia. Pada pemeriksaan fisik serviks dapat teraba membesar, ireguler, terraba lunak. Bila tumor tumbuh eksofitik maka terlihat lesi pada porsio atau sudah sampai vagina. Diagnosis harus dipastikan dengan pemeriksaan histologi dan jaringan yang diperoleh dari biopsi.

2.6  Prognosis
Karsinoma serviks yang tidak dapat diobati atau tidak memberikan respons terhadap pengobatan 95% akan mengalami kematian dalam 2 tahun setelah timbul gejala. Pasien yang menjalani histerektomi dan memiliki rasio tinggi terjadinya rekurensi harus terus diawasi karena lewat deteksi dini dapat diobati dengan radioterapi. Setelah histerektomi radikal, terjadinya 80% rekurensi dalam 2 tahun.

2.7  Pemeriksaan Penunjang
Ø Sitologi, dengan cara tes pap
Tes Pap : Tes ini merupakan penapisan untuk mendeteksi infeksi HPV dan prakanker serviks. Ketepatan diagnostik sitologinya 90% pada displasia keras (karsinoma in situ) dan 76% pada dysplasia ringan / sedang. Didapatkan hasil negatif palsu 5-50% sebagian besar disebabkan pengambilan sediaan yang tidak adekuat. Sedangkan hasil positif palsu sebesar 3-15%.
Ø Kolposkopi
Ø Servikografi
Ø Pemeriksaan visual langsung
Ø Gineskopi
Ø Pap net (Pemeriksaan terkomputerisasi dengan hasil lebih sensitive)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar